Gedung SCS Tegal: Wisata Sejarah Arsitektur Kolonial di Jantung Kota Tegal
🏛️ Warisan Belanda yang Menawan di Depan Stasiun Tegal
Gedung SCS Tegal atau Gedung Biro adalah salah satu peninggalan Belanda yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah perkeretaapian dan arsitektur kolonial di Indonesia. Terletak persis di depan Stasiun Tegal, bangunan ini merupakan bekas kantor perusahaan Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), yang dibangun tahun 1913 oleh arsitek terkenal, Henricus Maclaine Pont.
📜 Sejarah Panjang Gedung SCS Tegal
Pada awalnya, Gedung SCS berfungsi sebagai kantor perkeretaapian SCS yang menghubungkan Cirebon dan Semarang. Saat pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai kantor kemiliteran Jepang (Gunseikan). Setelah Indonesia merdeka, tepat pada 10 September 1945, gedung ini menjadi saksi pengibaran bendera Merah Putih oleh pejuang Tegal — momen penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Pada era modern, gedung ini sempat digunakan oleh UPS Tegal sebagai kampus II pada tahun 1980-an. Namun setelah masa kontrak berakhir, bangunan ini terbengkalai hingga akhirnya dipugar oleh PT KAI pada tahun 2014 dan selesai tahun 2015. Kini, PT KAI berencana menjadikannya sebagai Balai Diklat.
🧱 Arsitektur Tropis Kolonial yang Unik
Henri Maclaine Pont dikenal sebagai tokoh yang memperkenalkan arsitektur tropis yang berwawasan lokal. Desain Gedung SCS Tegal merupakan contoh perpaduan arsitektur kolonial Eropa dengan iklim tropis Indonesia.
Beberapa keistimewaan arsitektur Gedung SCS antara lain:
1. Orientasi Bangunan Sesuai Iklim Tropis
Gedung ini dibangun memanjang arah Timur–Barat, dengan jendela dan pintu menghadap Utara–Selatan. Ini memungkinkan bangunan menerima sirkulasi udara optimal dan menghindari panas langsung dari matahari.
2. Atap Miring dan Sirkulasi Udara
Menggunakan konstruksi kayu dan genteng tanah liat, atap dirancang miring agar air hujan cepat turun dan panas matahari tidak terperangkap. Ruang di bawah atap digunakan untuk sirkulasi udara alami.
3. Pemilahan Ruang Fungsional
Ruang-ruang seperti toilet, dapur, dan gudang dipisahkan dari gedung utama karena alasan kesehatan dan kepercayaan lokal maupun kolonial saat itu. Ini mencerminkan penyesuaian arsitektur terhadap kultur dan kondisi lokal.
🌳 Material Bangunan Ramah Lingkungan dan Estetik
Dengan luas ±7.106 m² di atas tanah ±11.000 m², bangunan ini berdiri kokoh dengan bahan utama batu bata dan kayu. Material kayu dipilih karena melimpah di Indonesia serta mendukung gaya arsitektur tropis. Gaya desainnya yang khas — gevel horizontal, kubus modern, dan dominasi warna putih — menjadikan Gedung SCS Tegal unik di mata pecinta arsitektur maupun wisatawan.
🎒 Mengapa Gedung SCS Layak Dikunjungi?
Gedung SCS Tegal bukan sekadar bangunan tua, tapi monumen hidup sejarah, tempat di mana arsitektur, budaya, dan perjuangan bangsa bertemu. Terletak strategis di depan Stasiun Tegal, pelancong dapat dengan mudah mengaksesnya saat singgah di kota ini.
📍 Lokasi
Gedung SCS (Gedung Biro) – Depan Stasiun Tegal, Tegal, Jawa Tengah

🔍 Referensi:
- Wulansari, Reni. (2019) https://www.reniwulansari.com
- Budiyuwono, A. (2015)
- Wawancara: Bambang Eryudhawan & Dyah Nurwidyaningrum (Desember 2019)
🧭 Tips Wisata: Jangan lupa membawa kamera! Gedung SCS memiliki banyak sudut estetik untuk foto bertema vintage atau sejarah.
Gedung SCS Tegal menawan sebagai warisan kolonial yang megah, buah tangan Henri Maclaine Pont, dengan arsitektur tropis adaptif dan nilai sejarah yang kaya. Kini, ia bangkit kembali sebagai ikon budaya dan destinasi urban yang elegan.